Instruksi!
a.
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan materi yang telah
diajarkan!
b. Jawaban
diupload di blog masing-masing kelompok paling lambat 26 Juni 2015
Soal
1. “Di sini dijual madu murni dan susu
kuda liar.”
Tentukan
jenis praanggapan tuturan di atas! Jelaskan!
Jawab :
Tuturan tersebut termasuk kedalam jenis praanggapan eksistensial
(kepemilikan). Hal ini dapat diketahui dari kata “disini” yang berarti disini
merupakan tempat dijualnya madu murni dan susu kuda liar, dan menunjukkan hak
milik penutur bahwa ia menjual madu murni dan susu kuda liar. Sedangkan “dijual
madu murni dan susu kuda liar” yang menunjukkan bahwa memang di tempat tersebut
tersedia madu murni dan susu kuda liar.
2. “Bapak dan anak akan selalu
menyayangi.”
Berdasarkan
konsep referensi dan inferensi, tuturan di atas dapat dikategorikan ke dalam
jenis makna referensial atau atributif? Jelaskan!
Tuturan tersebut tergolong dalam jenis makna referensial
termasuk dalam Eksofora, yaitu makna yang berhubungan langsung dengan
kenyataan ( acuan ) dan berkaitan dengan konteks situasi. Dalam tuturan diatas,
kita tidak tahu siapa tepatnya yang dimaksud bapak dan anak. Karena ada
banyak bapak dan anak. Kitaakan tahu maksudnya jika kita mengetahui konteks
saat penutur mengucapkannya atau menunjukkannya.
3. “Ruri dan Billi kemarin pagi dipanggil
kepala sekolah ke kantor. Anak pertama, juara sekolah I dan anak kedua, juara
sekolah II.”
Termasuk referensi
apakah frase anak pertama dan anak kedua pada tuturan di atas?
Jelaskan!
Jawab :
Tuturan diatas
termasuk kedalam referensi anaforik, yaitu suatu referensi yang
menjelaskan suatu rujukan yang arahnya kedepan. Hal ini dapat dibuktikan pada
kalimat “ Anak pertama, juara sekolah I” yang merujuk pada Ruri, berarti bahwa
Ruri mendapat juara 1. Sedangkan kalimat “anak kedua, juara sekolah II” merujuk
pada Billi, berarti bahwa Billi mendapat juara 2. Jadi, frase anak pertama
dan anak kedua pada tuturan di atas adalah referensi anaforik.
4.
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan
penggunaan bentuk ujaran anafora, kecuali (jelaskan)
A.
Pada tahun 1972 terjadi peristiwa
Masehi. Ketika itu saya menikah.
Jawab :
Tuturan diatas merupakan bentuk ujaran
anafora, karena ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir.
Tuturan diatas, menjelaskan rujukan yang arahnya kedepan. Kalimat “Ketika itu
saya menikah” merujuk pada kalimat ”Pada tahun 1972 terjadi peristiwa Masehi”.
Yang berarti bahwa pada tahun 1927 pada saat terjadi peristiwa masehi, ketika itu
pula penutur menikah.
B.
Perumahan UT terdapat di Jabon Mekar,
Jawa Barat. Di daerah itulah Pak Yunus tinggal.
Jawab :
Tuturan diatas merupakan bentuk ujaran
anafora, karena ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir.
Tuturan diatas, menjelaskan rujukan yang arahnya kedepan. Kalimat “Di daerah
itulah Pak Yunus tinggal” merujuk pada kalimat ” Perumahan UT terdapat di Jabon
Mekar, Jawa Barat”. Yang berarti bahwa Pak Yunus tinggal di Perumahan UT yang
terdapat di Jabon Mekar, Jawa Barat.
C.
Monas melambangkan kemerdekaan Irian.
Di tempat itulah penduduk Jakarta bebas menghirup udara segar.
Jawab :
Tuturan diatas BUKAN bentuk ujaran
anafora, karena tidak ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir.
Tuturan diatas, tidak menunjukkan adanya rujukan pada kalimat akhir ke kalimat
awal. Kalimat “Di
tempat itulah penduduk Jakarta bebas menghirup udara segar” tidak merujuk
dan tidak koheren dengan kalimat “Monas melambangkan kemerdekaan Irian”. Karena, pada
kalimat awal membicarakan Monas sebagai lambang kemerdekaan Irian, namun
kalimat selanjutnya membicarakan tentang penduduk jakarta.
D.
Duma makan buah jambu sebelum dicuci
terlebih dahulu. Itulah sebabnya ia sakit perut
Jawab :
Tuturan diatas merupakan bentuk ujaran
anafora, karena ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir.
Tuturan diatas, menjelaskan rujukan yang arahnya kedepan. Kalimat “Itulah
sebabnya ia sakit perut” merujuk pada kalimat ” Duma makan buah jambu sebelum
dicuci terlebih dahulu”. Yang berarti bahwa Pak Duma sakit perut karena makan
buah jambu yang belum dicuci. Kata “sebab” pada tuturan diatas menandakan
adanya ujaran anafora.
5.
Seorang Ibu berkata kepada anaknya yang
tengah belajar:
“Sudah pukul
12.00 malam Nak!”
Tuturan di atas
termasuk jenis tindak tutur? Jelaskan!
Jawab :
Tindak tutur
menurut Austin :
Menurut
klasifikasi Austin, tuturan yang disampaikan oleh Ibu masuk ke dalam jenis ilokusi,
yaitu tuturan yang meminta atau memohon petutur untuk melakukan sesuatu
(sifatnya menyuruh) dan menginginkan adanya tindakan dari petutur. Di dalam
tuturan tersebut, Ibu berkata pada anaknya bahwa jam sudah
menunjukkan pukul 12.00 malam, dengan harapan si anak akan pergi tidur. Ibu
tersebut bermaksud untuk menyuruh anaknya segera tidur.
Tindak
tutur menurut Searle :
Menurut
klasifikasi Searle, tuturan yang disampaikan oleh Ibu masuk ke dalam jenis
Direktif, yaitu tuturan yang hampir sama dengan ilokusi. Tuturan yang
mempunyai sifat kebenaran. Menyuruh seseorang secara jelas maupun tersirat,
sama saja. Intinya menginginkan adanya tindakan dari petutur. Di dalam
tuturan tersebut, Ibu berkata pada anaknya bahwa jam sudah
menunjukkan pukul 12.00 malam, dengan harapan si anak akan pergi tidur. Kalimat
yang di ucapkan Ibu termasuk menyuruh seseorang secara tersirat. Ibu tersebut
bermaksud untuk menyuruh anaknya segera tidur.
6.
Seorang majikan menyuruh pembantu untuk
mengambilkan gelas merah yang ada di atas meja makan, maka kalimat yang paling
sesuai dengan kondisi saat itu yang tidak menyalahi konsep kerjasama adalah….
(jelaskan!)
A. yang merah ya bu?
B.
saya akan segera membawanya bu.
C.
iya, bu.
D.
iya bu, saya ambilkan.
Jawab :
Menurut kami, jawaban yang paling tepat adalah C. Iya, bu.
Karena jawaban tersebut paling sesuai dengan prinsip kerjasama dalam komunikasi
menurut H.P. Grice 1975.
Menurut beliau, ada 4 maksim dalam prinsip kerjasama komunikasi.
1.
Maksim Kuantitas
Di dalam
maksim ini, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup,
relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Sebuah informasi yang dianggap cukup
memadai demikian itu sesungguhnya tidak boleh melebihi informasi yang
sebenarnya dibutuhkan oleh mitra tutur dalam aktivitas bertutur.
tuturan “ya,bu”
dalam jawaban di atas merupakan tuturan yang sudah jelas dan sangat infromatif
isinya. Dapat dikatakan demikian, karena tanpa harus ditambah dengan informasi
lain, tuturan itu sudah dapat dipahami maksudnya dengan baik dan jelas oleh si
mitra tutur. Penambahan informasi seperti “saya akan segera membawanya bu” dan
“iya bu, saya ambilkan” justru membuat
tuturan menjadi berlebihan dan terlalu panjang. Pembantu hanya perlu menjawab
informasi yang dibutuhkan, tidak perlu lagi menanyakan lagi gelas warna apa,
maupun memperjelas jawaban yang semestinya tidak perlu disampaikan.
2.
Maksim Kualitas
Maksim ini
mengharapkan seorang penutur dapat menyampaikan sesuatu yang nyata dan sesuai
dengan fakta yang sebenarnya di dalam aktivitas bertutur sesungguhnya. Fakta
kebahasaan yang demikian itu harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti
yang jelas, konkrit, nyata dan terukur. Maka sebuah tuturan akan dapat
dikatakan memiliki kualitas yang baik apabila tuturan sesuai dengan faktanya.
Ketika
pembantu menjawab “ya,bu” maka juga harus disertai dengan tindakan nyata
berupa mengambilkan gelas merah yang ada di atas meja
makan. Dan jika ini dilakukan akan terjadi kerjasama komunikasi.
3.
Maksim Relevansi
Di dalam
maksim relevansi dengan tegas dinyatakan bahwa agar dapat terjalin kerjasama
yang sungguh-sungguh baik antara penutur dan mitra tutur dalam praktek bertutur
sapa yang sesungguhnya masing-masing hendaknya berkontribusi yang benar-benar
relevan tentang sesuatu yang sedang diperbincangkan itu.
Pertuturan pembantu
“ya,bu” dapat dikatakan mematuhi dan menepati maksim relevansi. Dikatakan
seperti itu karena apabila dicermati lebih dalam, tuturan pembantu merupakan
tanggapan atas perintah majikan yang dituturkan sebelumnya yakni ketika majikan
menyuruh pembantu untuk mengambilkan gelas merah yang ada di atas meja makan.
4.
Maksim Pelaksanaan
Maksim
pelaksanaan dalam prinsip kerjasama Grice mengharuskan setiap peserta
pertuturan dalam aktivitas bertutur sapa yang sebenarnya menyampaikan infromasi
dengan secara langsung, dengan jelas, tidak kabur, tidak samar, tidak
berbelit-belit.
Cukup hanya menjawab “ya,bu” maka majikan tahu bahwa
pembantu memahami tuturannya. Jawaban tersebut tidak kabur (tegas) dan tidak
berbelit-belit.
7.
Seorang karyawan bertutur kepada
atasannya,” Anak saya dirawat di rumah sakit karena tifus”. Kalimat pernyataan termasuk
jenis tindak tutur?
Jelaskan!
Jawab :
Tindak tutur
menurut Austin :
Menurut klasifikasi
Austin, tuturan yang disampaikan oleh Ibu masuk ke dalam jenis perlokusi,
yaitu tuturan yang menginginkan adanya reaksi batin dari petutur. Dalam tuturan
diatas karyawan menceritakan keadaan anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit
kepada atasannya dengan tujuan untuk mendapat reaksi batin dari atasan.
Tindak tutur menurut
Searle :
Menurut klasifikasi
Searle, tuturan yang disampaikan oleh karyawan tersebut masuk ke dalam jenis
Direktif, yaitu tuturan yang menginginkan adanya tindakan dari petutur. Di
dalam tuturan tersebut, karyawan menceritakan keadaan anaknya yang sedang
dirawat di rumah sakit kepada atasannya, yang mungkin saja dengan berkata
begitu, maka karyawan berharap atasannya akan memberikannya gaji tambahan,
atau bonus libur kerja, atau bisa juga berupa perhatian dari atasan.
8.
“Aku merasa di sana ada bayangan yang
selalu melihatku di sini sejak kemarin.”
Tentukan deiksis dan jarak pada tuturan
di atas!
a. Dieksis Persona
Dalam tuturan diatas, terdapat
penggunaan deiksis persona proksimal. Karena dalam percakapan tersebut, penutur memakai kata ganti Aku.
Kata Aku merupakan kata ganti orang pertama.
b.
Dieksis Tempat
- Dalam tuturan diatas, penutur berkata “Aku merasa disana ada bayangan
yang selalu melihatku disini sejak kemarin.” kata disana yang diucapkan penutur
merupakan dieksis spasial distal (objek yang dianggap jauh oleh pembicara dan
tidak dapat dilihat secara langsung).
- Dalam tuturan
diatas, penutur berkata “Aku merasa disana ada bayangan yang selalu melihatku disini
sejak kemarin.” kata disini yang diucapkan penutur merupakan dieksis spasial proksimal
(objek yang dianggap dekat oleh pembicara dan dapat dilihat secara langsung).
c.
Dieksis Waktu
Dari
tuturan di atas terdapat kata “kemarin” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal
(jauh) karena terjadi pada waktu lampau (telah berlalu)