Jumat, 26 Juni 2015

SOAL UTS PRAGMATIK 2J MARIA ULFA dan NIHANA DINDA MAGHFIROH



Instruksi!
a.      Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan materi yang telah diajarkan!
b.      Jawaban diupload di blog masing-masing kelompok paling lambat 26 Juni 2015

Soal
1.      “Di sini dijual madu murni dan susu kuda liar.”
Tentukan jenis praanggapan tuturan di atas! Jelaskan!
Jawab :
Tuturan tersebut termasuk kedalam jenis praanggapan eksistensial (kepemilikan). Hal ini dapat diketahui dari kata “disini” yang berarti disini merupakan tempat dijualnya madu murni dan susu kuda liar, dan menunjukkan hak milik penutur bahwa ia menjual madu murni dan susu kuda liar. Sedangkan “dijual madu murni dan susu kuda liar” yang menunjukkan bahwa memang di tempat tersebut tersedia madu murni dan susu kuda liar.

2.      “Bapak dan anak akan selalu menyayangi.”
Berdasarkan konsep referensi dan inferensi, tuturan di atas dapat dikategorikan ke dalam jenis makna referensial atau atributif? Jelaskan!
Tuturan tersebut tergolong dalam jenis makna referensial termasuk dalam Eksofora, yaitu makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan ( acuan ) dan berkaitan dengan konteks situasi. Dalam tuturan diatas, kita tidak tahu siapa tepatnya yang dimaksud bapak dan anak. Karena ada banyak bapak dan anak. Kitaakan tahu maksudnya jika kita mengetahui konteks saat penutur mengucapkannya atau menunjukkannya.

3.      “Ruri dan Billi kemarin pagi dipanggil kepala sekolah ke kantor. Anak pertama, juara sekolah I dan anak kedua, juara sekolah II.”
Termasuk referensi apakah frase anak pertama dan anak kedua pada tuturan di atas? Jelaskan!
Jawab :
Tuturan diatas termasuk kedalam referensi anaforik, yaitu suatu referensi yang menjelaskan suatu rujukan yang arahnya kedepan. Hal ini dapat dibuktikan pada kalimat “ Anak pertama, juara sekolah I” yang merujuk pada Ruri, berarti bahwa Ruri mendapat juara 1. Sedangkan kalimat “anak kedua, juara sekolah II” merujuk pada Billi, berarti bahwa Billi mendapat juara 2. Jadi, frase anak pertama dan anak kedua pada tuturan di atas adalah referensi anaforik.

4.      Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan penggunaan bentuk ujaran anafora, kecuali (jelaskan)
A.      Pada tahun 1972 terjadi peristiwa Masehi. Ketika itu saya menikah.
Jawab :
Tuturan diatas merupakan bentuk ujaran anafora, karena ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir. Tuturan diatas, menjelaskan rujukan yang arahnya kedepan. Kalimat “Ketika itu saya menikah” merujuk pada kalimat ”Pada tahun 1972 terjadi peristiwa Masehi”. Yang berarti bahwa pada tahun 1927 pada saat terjadi peristiwa masehi, ketika itu pula penutur menikah.

B.      Perumahan UT terdapat di Jabon Mekar, Jawa Barat. Di daerah itulah Pak Yunus tinggal.
Jawab :
Tuturan diatas merupakan bentuk ujaran anafora, karena ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir. Tuturan diatas, menjelaskan rujukan yang arahnya kedepan. Kalimat “Di daerah itulah Pak Yunus tinggal” merujuk pada kalimat ” Perumahan UT terdapat di Jabon Mekar, Jawa Barat”. Yang berarti bahwa Pak Yunus tinggal di Perumahan UT yang terdapat di Jabon Mekar, Jawa Barat.

C.      Monas melambangkan kemerdekaan Irian. Di tempat itulah penduduk Jakarta bebas menghirup udara segar.
Jawab :
Tuturan diatas BUKAN bentuk ujaran anafora, karena tidak ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir. Tuturan diatas, tidak menunjukkan adanya rujukan pada kalimat akhir ke kalimat awal. Kalimat “Di tempat itulah penduduk Jakarta bebas menghirup udara segar” tidak merujuk dan tidak koheren dengan kalimat “Monas melambangkan kemerdekaan Irian”. Karena, pada kalimat awal membicarakan Monas sebagai lambang kemerdekaan Irian, namun kalimat selanjutnya membicarakan tentang penduduk jakarta.

D.     Duma makan buah jambu sebelum dicuci terlebih dahulu. Itulah sebabnya ia sakit perut
Jawab :
Tuturan diatas merupakan bentuk ujaran anafora, karena ada kesesuaian antara kalimat awal dan kalimat akhir. Tuturan diatas, menjelaskan rujukan yang arahnya kedepan. Kalimat “Itulah sebabnya ia sakit perut” merujuk pada kalimat ” Duma makan buah jambu sebelum dicuci terlebih dahulu”. Yang berarti bahwa Pak Duma sakit perut karena makan buah jambu yang belum dicuci. Kata “sebab” pada tuturan diatas menandakan adanya ujaran anafora.

5.      Seorang Ibu berkata kepada anaknya yang tengah belajar:
      “Sudah pukul 12.00 malam Nak!”
      Tuturan di atas termasuk jenis tindak tutur? Jelaskan!

Jawab :
Tindak tutur menurut Austin :
Menurut klasifikasi Austin, tuturan yang disampaikan oleh Ibu masuk ke dalam jenis ilokusi, yaitu tuturan yang meminta atau memohon petutur untuk melakukan sesuatu (sifatnya menyuruh) dan menginginkan adanya tindakan dari petutur. Di dalam tuturan tersebut, Ibu berkata pada anaknya bahwa jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam, dengan harapan si anak akan pergi tidur. Ibu tersebut bermaksud untuk menyuruh anaknya segera tidur.

Tindak tutur menurut Searle :
Menurut klasifikasi Searle, tuturan yang disampaikan oleh Ibu masuk ke dalam jenis Direktif, yaitu tuturan yang hampir sama dengan ilokusi. Tuturan yang mempunyai sifat kebenaran. Menyuruh seseorang secara jelas maupun tersirat, sama saja. Intinya menginginkan adanya tindakan dari petutur. Di dalam tuturan tersebut, Ibu berkata pada anaknya bahwa jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam, dengan harapan si anak akan pergi tidur. Kalimat yang di ucapkan Ibu termasuk menyuruh seseorang secara tersirat. Ibu tersebut bermaksud untuk menyuruh anaknya segera tidur.


6.      Seorang majikan menyuruh pembantu untuk mengambilkan gelas merah yang ada di atas meja makan, maka kalimat yang paling sesuai dengan kondisi saat itu yang tidak menyalahi konsep kerjasama adalah…. (jelaskan!)
A. yang merah ya bu?
B. saya akan segera membawanya bu.
C. iya, bu.
D. iya bu, saya ambilkan.

Jawab :
Menurut kami, jawaban yang paling tepat adalah C. Iya, bu. Karena jawaban tersebut paling sesuai dengan prinsip kerjasama dalam komunikasi menurut H.P. Grice 1975.
Menurut beliau, ada 4 maksim dalam prinsip kerjasama komunikasi.
1.      Maksim Kuantitas
Di dalam maksim ini, seorang penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Sebuah informasi yang dianggap cukup memadai demikian itu sesungguhnya tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh mitra tutur dalam aktivitas bertutur.
tuturan “ya,bu” dalam jawaban di atas merupakan tuturan yang sudah jelas dan sangat infromatif isinya. Dapat dikatakan demikian, karena tanpa harus ditambah dengan informasi lain, tuturan itu sudah dapat dipahami maksudnya dengan baik dan jelas oleh si mitra tutur. Penambahan informasi seperti “saya akan segera membawanya bu” dan “iya bu, saya ambilkan”  justru membuat tuturan menjadi berlebihan dan terlalu panjang. Pembantu hanya perlu menjawab informasi yang dibutuhkan, tidak perlu lagi menanyakan lagi gelas warna apa, maupun memperjelas jawaban yang semestinya tidak perlu disampaikan.
2.      Maksim Kualitas
Maksim ini mengharapkan seorang penutur dapat menyampaikan sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta yang sebenarnya di dalam aktivitas bertutur sesungguhnya. Fakta kebahasaan yang demikian itu harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas, konkrit, nyata dan terukur. Maka sebuah tuturan akan dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik apabila tuturan sesuai dengan faktanya.
Ketika pembantu menjawab “ya,bu” maka juga harus disertai dengan tindakan nyata berupa mengambilkan gelas merah yang ada di atas meja makan. Dan jika ini dilakukan akan terjadi kerjasama komunikasi.
3.      Maksim Relevansi
Di dalam maksim relevansi dengan tegas dinyatakan bahwa agar dapat terjalin kerjasama yang sungguh-sungguh baik antara penutur dan mitra tutur dalam praktek bertutur sapa yang sesungguhnya masing-masing hendaknya berkontribusi yang benar-benar relevan tentang sesuatu yang sedang diperbincangkan itu.
Pertuturan pembantu “ya,bu” dapat dikatakan mematuhi dan menepati maksim relevansi. Dikatakan seperti itu karena apabila dicermati lebih dalam, tuturan pembantu merupakan tanggapan atas perintah majikan yang dituturkan sebelumnya yakni ketika majikan menyuruh pembantu untuk mengambilkan gelas merah yang ada di atas meja makan.
4.      Maksim Pelaksanaan
Maksim pelaksanaan dalam prinsip kerjasama Grice mengharuskan setiap peserta pertuturan dalam aktivitas bertutur sapa yang sebenarnya menyampaikan infromasi dengan secara langsung, dengan jelas, tidak kabur, tidak samar, tidak berbelit-belit.
Cukup hanya menjawab “ya,bu” maka majikan tahu bahwa pembantu memahami tuturannya. Jawaban tersebut tidak kabur (tegas) dan tidak berbelit-belit.

7.      Seorang karyawan bertutur kepada atasannya,” Anak saya dirawat di rumah sakit karena tifus”. Kalimat pernyataan termasuk jenis tindak tutur? Jelaskan!

Jawab :
Tindak tutur menurut Austin :
Menurut klasifikasi Austin, tuturan yang disampaikan oleh Ibu masuk ke dalam jenis perlokusi, yaitu tuturan yang menginginkan adanya reaksi batin dari petutur. Dalam tuturan diatas karyawan menceritakan keadaan anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit kepada atasannya dengan tujuan untuk mendapat reaksi batin dari atasan.

Tindak tutur menurut Searle :
Menurut klasifikasi Searle, tuturan yang disampaikan oleh karyawan tersebut masuk ke dalam jenis Direktif, yaitu tuturan yang menginginkan adanya tindakan dari petutur. Di dalam tuturan tersebut, karyawan menceritakan keadaan anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit kepada atasannya, yang mungkin saja dengan berkata begitu, maka karyawan  berharap  atasannya akan memberikannya gaji tambahan, atau bonus libur kerja, atau bisa juga berupa perhatian dari atasan.

8.      “Aku merasa di sana ada bayangan yang selalu melihatku di sini sejak kemarin.”
Tentukan deiksis dan jarak pada tuturan di atas!

a.      Dieksis Persona
Dalam tuturan diatas, terdapat penggunaan deiksis persona proksimal. Karena dalam percakapan tersebut, penutur memakai kata ganti Aku. Kata Aku merupakan kata ganti orang pertama.
b.      Dieksis Tempat
- Dalam tuturan diatas, penutur berkata “Aku merasa disana ada bayangan yang selalu melihatku disini sejak kemarin.” kata disana yang diucapkan penutur merupakan dieksis spasial distal (objek yang dianggap jauh oleh pembicara dan tidak dapat dilihat secara langsung).
- Dalam tuturan diatas, penutur berkata “Aku merasa disana ada bayangan yang selalu melihatku disini sejak kemarin.” kata disini yang diucapkan penutur merupakan dieksis spasial proksimal (objek yang dianggap dekat oleh pembicara dan dapat dilihat secara langsung).
c.       Dieksis Waktu
Dari tuturan di atas terdapat kata “kemarin” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi  pada waktu lampau (telah berlalu)