Minggu, 31 Mei 2015

tugas pragmatik 5

1.     1.  Macam-macam hakikat dan Fungsi Bahasa
a)    a. Bahasa itu manusiawi
Bahasa hanya dimiliki oleh manuasia. Karena manusia mengguanakan bahasa sebagai alat komunikasi. Sementara hewan dan tumbuhan tidak berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa tidak dapat dikuasai secara spontan. Tetapi harus dengan  belajar secara bertahap sejak manusia bayi sampai dapat berbahasa sesuai kaidah bahasa yang digunakan.

b)    b. Bahasa itu beragam
Masyarakat biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:
Idiolek : Ragam bahasa yang bersifat perorangan. (gaya bahasa perorangan)
Dialek : Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Misalnya bahasa slang, alay, dan lain-lain
Ragam : Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya, ragam baku dan ragam tidak baku.

c)     c. Bahasa sebagai sistem dan sistemik
Maksudnya sistem disini ialah sebuah aturan dan pedoman. Jadi dapat diartikan bahwa setiap bahasa memiliki pola dan kaidah yang bersistem yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Seperti truktur kalimatnya SPOK.
Contoh :
•  Rina membaca Buku di ruang tamu
•  Andi menulis surat cinta
•  Vio makan bakso di ruang makan
d)     
          d. Bahasa itu bermakna
Dalam suatu bahasa, ujaran atau kata-kata mempunyai makna. Kebermaknaan bahasa tidak hanya pada tataran kata. Tetapi juga pada tataran kalimat misalnya pada tataran kalimat, urutan kata dapat mempengaruhi makna yang dihasilkan.
Contoh :
• Kata “SEPATU” dilambangkan dengan deretan bunyi / s / e / p / a / t / u/. Deretan bunyi tersebut memiliki makna yang merujuk pada alas kaki yang menutupi bagian kaki mulai dari mata kaki sampai jari kaki.

e)     e. Bahasa itu bersifat universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.

f)      f. Bahasa sebagai lambang
Bahasa yang kita ucapkan sebagai isyarat, tanda yang melambangkan suatu makna atau konsep. Karena setiap lambang bahasa yang kita ucapkan itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap satuan ujaran bahasa memiliki makna.
Contoh :
Rio memberikan mawar merah kepada Rika kemarin sore di taman bunga dan esoknya mereka berpacaran, maka kita tahu bahwa mawar merah menandakan bahwa Rio mencintai Rika, atau mawar merah melambangkan cinta sepasang kekasih.
g)     
          g. Bahasa itu unik
Cukup dengan mengatakan satu kata orang sudah dapat membayangkan kata tersebut dengan jelas
Contoh :
Dengan hanya mengatakan Prigi lawan bicara sudah dapat membayangkan pantai itu.

2. Menentukan Presupposisi dan entailmen
a)     a. Surya sudah terlihat
Presupposisi :
-Mungkin Surya sebelumnya terlihat di belahan bumi lainnya
Entailmen :
-Fajar telah menyingsing

b)     b. Sekarang aku sudah tidak disana lagi
Presupposisi :
-Tadi pagi aku disana
-Sekarang aku ada di rumah
Entailmen :
-Aku tidak ada disana

c)     c. Apakah masih jauh untuk sampai ke Surabaya?
Presupposisi :
-Masih setengah perjalanan menuju Surabaya
Entailmen :
-Belum berada di Surabaya

d)    d. Laptop Andi baru
Presupposisi :
- Andi merusakkan laptopnya
- Andi menginginkan laptop model terbaru
Entailmen :
-Andi mempunyai laptop model terbaru

e)     e. Wawan tidak jadi ke Surabaya
Presupposisi :
-Wawan ada kuliah tambahan
-Wawan menghadiri pesta ulang tahun temannya
Entailmen :
-Wawan tidak ada di Surabaya


maria ulfa / nihana dinda


tugas pragmatik 4

Nama kelompok :
Nihana Dinda (42)
Maria Ulfa (12)

Analisislah percakapan berikut ini dengan menggunakan kajian pragmatik yang telah dipelajari !

1.    Siti                    : “sip... akhirnya hari mulai gelap.”
Rohmah        : “kamu mau kemana Sit?”
Siti                   : “mau ikut?”
Rohmah        : “boleh?”
Siti                   : “yakin mau ikut?”
Rohmah        : “Astaghfirullah, kamu jangan macam-macam lho Sit, ini sudah tengah malam.”
Dari potongan percakapan diatas apa yang disimpulkan oleh Rohmah dari percakapannya dengan Siti?
Analisis :
Siti                    : “sip... akhirnya hari mulai gelap.”
Siti merasa senang saat hari mulai gelap, karena ada sesuatu yang sedang dinantikan.
Rohmah        : “kamu mau kemana Sit?”
Rohmah ingin tahu kemana Siti akan pergi. Karena hari telah gelap.
Siti                   : “mau ikut?”
Siti menawarkan Rohmah untuk ikut dengannya karena Rohmah penasaran dengan Siti
Rohmah        : “boleh?”
Karena masih bingung, Rohmah bertanya apa boleh dia ikut?
Siti                  : “yakin mau ikut?”
Siti menanya balik Rohmah apa dia yakin kalau mau ikut. Karena Siti akan pergi ke tempat yang tidak biasa bagi Rohmah
Rohmah        : “Astaghfirullah, kamu jangan macam-macam lho sit, ini sudah tengah malam.”
Rohmah menyangka bahwa Siti akan ketempat yang aneh-aneh atau berbahaya. Karena dilakukan saat malam hari tepatnya tengah malam.

2.    Budi          : “kemana pun aku pergi, kamu harus tetap ikut.”
Puji            : “aku tidak mau kalau ketempat itu lagi. Takut.”      
Budi          : “sudahlah. Dimana ada aku, semua pasti baik-baik saja.”
Kata ketempat itu sebagaimana yang diucapkan oleh Puji termasuk ke dalam deiksis apa tidak? Apa kata tersebut memiliki referensi? Jelaskan!
Analisis:
Dalam percakapan diatas, Puji berkata “aku tidak mau kalau ketempat itu lagi. Takut.” kata ketempat itu yang diucapkan penutur merupakan dieksis distal (jauh dari penutur dan petutur). Dikatakan dieksis distal karena percakapan dilakukan bukan di tempat yang disebutkan atau (bukan di tempat itu) dan ketempat itu jaraknya jauh dari penutur  maupun petutur. Ketempat itu tidak dapat dilihat oleh penutur maupun petutur (diluar jangkauan pandangan). Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Distal.
3.    Bagus        : “kamu itu sudah tua, kok ya tetep saja tidak mau mengalah.”
Dirman      : “mengalah itu untuk orang lemah dan aku tidak mau dikatakan lemah.”
Bagus        : “tapi setidaknya kamu diam saja dan tidak perlu menimpali ucapannya terus-menerus.”
Tirto          : “Dirman, kamu bertengkar ya? Sama siapa? Dimana? Kenapa?

      Dari potongan pecakapan diatas, kenapa Tirto tidak memahami ucapan yang sedang teman-temannya ucapkan? Jelaskan hubungan jarak antara ketiganya!

Analisis :
Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa Tirto tidak memahami ucapan teman-temannya atau tidak tahu apa yang terjadi karena Tirto tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya, sehingga terjadi missing communication. Sementara Bagus mengetahui kejadian tersebut karena mungkin dia berada disaat kejadian berlangsung, sehingga dia dapat menyalahkan Dirman.
Hubungan kedekatan mereka:
Dalam percakapan Bagus, Dirman, dan Tirto diatas, terdapat penggunaan deiksis persona proksimal (hubungannya dekat). Karena dalam percakapan tersebut, mereka memakai kata ganti Aku dan Kamu . Kata Aku dan Kamu apabila dilihat dari konteksnya, berada di tingkatan paling atas dalam kata ganti yaitu hubungan dekat ( proksimal ).
4.    Wasik        : “sudah lama aku menanti kesempatan seperti ini.”
Dino          : “jangan aji mumpung. Semua dinikmati secukupnya saja.”
Wasik        : “iya. Sini, pinjam golokmu.”
Dari percakapan diatas tentukan macam-macam deiksis yang ada!
Jawab:
Dalam percakapan Wasik dan Dino diatas, terdapat penggunaan deiksis persona proksimal (hubungannya dekat). Karena dalam percakapan tersebut, Wasik dan Toni memakai kata ganti Aku dan mu . Kata Aku dan mu apabila dilihat dari konteksnya, berada di tingkatan paling atas dalam kata ganti yaitu hubungan dekat ( proksimal ).
Dalam percakapan diatas, Wasik berkata “iya. Sini, pinjam golokmu.” kata Sini yang diucapkan penutur merupakan dieksis proksimal (dekat dari penutur dan petutur). Kata sini dapat diartikan dapat dilihat oleh penutur maupun petutur. Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial proksimal.
Wasik        : “sudah lama aku menanti kesempatan seperti ini.”
Dari tuturan di atas terdapat kata “sudah lama” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi  pada waktu lampau (telah berlalu)
Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan deiksis tata bahasa proksimal dan menggunakan kalimat langsung. Karena percakapan diatas terjadi secara langsung dan bertatap muka.
5.    Wasis              : “kamu tidak lapar Tia?”
Tia                    : “ndak tau.”
Wasis              : “enaknya aku makan nasi atau buah aja ya?”
Tia                    : “makan batu aja.”
Wasis              : “kita makan nasi aja ya?”
Tia                    : “makan ati aja.”
Percakapan diatas, apa yang dapat kamu simpulkan? Bagaimana hubungan jarak antara keduanya
      
Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pertengkaran antara Wasis dan Tia, dimana Tia sedang merajuk karena mengatakan hal yang tidak sesuai dengan yang ditanyakan. Hubungan jarak antara Wasis dan Tia sangat akrab. Hal ini dibuktikan dengan percakapan mereka yang sekenanya. Dimana Wasis bertanya dengan penuh perhatian tetapi Tia menjawabnya dengan dengan jawaban yang dingin.