Minggu, 19 April 2015

Tugas Pragmatik 2 Jenis-jenis tindak tutur oleh Austin & Searle dan Searle Nama kelompok : *Maria Ulfa *Nihana Dinda Maghfiroh

Berdasarkan konsep pragmatik dan klasifikasi tindak tutur, analisislah percakapan yang terjadi dibawah ini dengan menentukan : Jenis-jenis tindak tutur yang digunakan oleh para penutur dalam percakapan sebagaimana yang disampaikan Austin & Searle dan Searle

a. Hari Minggu sore, Andi dan teman-teman berkumpul di rumah Rahmat. Mereka sudah
lama tidak saling jumpa setelah masing-masing melanjutkan studi di kota yang berbeda.

Andi            : “Jalan-jalan sore gini enak lho sambil incip-incip duren di Sekartaji.”
Heru           : “hmmmm…..apa enaknya? Enakan ke rental PS.”
Rohmat      : “semua enak sebenarnya. Sayangnya, aku tidak bisa ikut. Ibu lagi Sakit dan ayah belum bisa pulang karena masih ada lembur di kantor. “
Poniran       : “sudah. Kita di sini saja sambil nemenin Rohmat.”

Dari percakapan di atas, kita dapat mengklasifikasikan bentuk-bentuk tuturan ke dalam bentuk klasifikasi, baik menurut konsep Austin & Searle maupun Searle. Secara makna dan tujuan tuturan
Tuturan yang disampaikan oleh Andi, menurut konsep tindak tutur Austin & Searle masuk ke dalam jenis tindak tutur perlokusi, yaitu sebuah tindak tutur yang menginginkan adanya reaksi batin dari petutur, dalam hal ini petuturnya adalah Andi.
Di dalam tuturan tersebut, Andi menyampaikan perasaannya, Andi ingin makan durian di Sekartaji. Dengan tuturan tersebut Andi ingin berbagi tentang bagaimana perasaannya pada teman-temannya (Heru, Rahmat, Poniran) dan menginginkan teman-temannya merasakan keinginannya memakan durian. Sebagaimana yang terlihat di dalam potongan ucapan Andi sebagai berikut:

“Jalan-jalan sore gini enak lho sambil incip-incip duren di Sekartaji.”

Sedangkan menurut konsep tindak tutur Searle, tindak tutur yang disampaikan Andi, masuk ke dalam tindak tutur direktif, yaitu sebuah tindak tutur yang menuntut untuk melakukan sesuatu. Andi sedang mengungkapkan perasaannya yang ingin makan durian di Sekartaji kepada teman-temannya dan menginginkan agar mereka mau melakukan apa yang di inginkannya.
Menurut klasifikasi Austin & Searle, tuturan yang disampaikan oleh Heru masuk ke dalam jenis perlokusi, di dalam tuturan tersebut, Heru menanggapi ucapan Andi dengan ketidak setujuan terhadap keinginan Andi, setelah itu dia menyampaikan apa yang dia inginkan. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Heru sebagai berikut:

“hmmmm…..apa enaknya? Enakan ke rental PS.”

Sedangkan menurut konsep Searle, tindak tutur yang disampaikan oleh Heru termasuk ke dalam jenis ekspresif, yaitu tuturan yang bertujuan untuk mengevaluasi atau mengomentari suatu hal, yang mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan tertentu yang mungkin disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan atau menyangkut pengalaman penutur . Di dalam tuturan tersebut, Heru menyampaikan apa yang dirasakannya dengan mengomentari keinginan Andi yang kurang diminatinya. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Heru sebagai berikut:

“hmmmm…..apa enaknya?Enakan ke rental PS.”

Menurut klasifikasi Austin, tuturan yang disampaikan oleh Rohmat masuk ke dalam jenis lokusi, yaitu setiap tuturan yang hanya menekankan pada pemberian informasi.Di dalam tuturan tersebut, Rohmat menyampaikan bahwa ibunya sedang sakit dan ayahnya belum bisa pulang, sehingga dia tidak bisa pergi dengan teman-temannya. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Rohmat sebagai berikut:

“semua enak sebenarnya. Sayangnya, aku tidak bisa ikut. Ibu lagi sakit dan ayah belum bisa pulang karena masih ada lembur di kantor. “

Sedangkan menurut konsep tindak tutur Searle, tindak tutur yang disampaikan oleh Rohmat masuk ke dalam tindak tutur jenis representatif, yaitu tuturan yang menyatakan informasi yang tidak terbantahkan, seperti fakta, penegasan, kesimpulan, pendeskripsian. Di dalam tuturan tersebut, Rohmat menyampaikan bahwa ibunya sedang sakit sedangkan ayahnya masih belum bisa pulang dikarenakan lembur di kantor. Pernyataan tersebut menyatakan suatu fakta bahwa ibunya memang sedang sakit dan ayahnya masih ada pekerjaan kantor yang mengharuskan ayahnya untuk lembur di kantor. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Rohmat sebagai berikut:

 “Sayangnya, aku tidak bisa ikut. Ibu lagi sakit dan ayah belum bisa pulang karena masih ada lembur di kantor. “

Menurut klasifikasi Austin, tuturan yang disampaikan oleh Poniran masuk ke dalam jenis ilokusi, yaitu tuturan yang menginginkan sebuah tindakan dari penutur. Di dalam tuturan tersebut, Poniran memberi solusi kepada teman-temannya dengan menyampaikan pendapatnya untuk tetap berkumpul di rumah Rohmat sembari menemani Rohmat menjaga ibunya yang sakit. Sebagaimana yang terlihat di dalam potongan ucapan Poniran sebagai berikut:

“Sudah, kita di sini saja sambil nemenin Rohmat.”

Sedangkan dalam konsep tindak tutur Searle, tindak tutur yang disampaikan oleh Poniran, masuk ke dalam tindak tutur direktif, merupakan tuturan yang menuntut untuk melakukan sesuatu. Yang dimana Poniran mengungkapkan perasaannya yang mengajak teman-temannya untuk tetap berkumpul di rumah Rohmat sambil menemani Rohmat menjaga ibunya. Sebagaimana yang terlihat di dalam potongan ucapan Poniran sebagai berikut:

“Sudah, kita di sini saja sambil nemenin Rohmat.”

b. Di ruang J6, Para mahasiswa sedang memperhatikan penjelasan dari dosen tentang
salah satu metode pembelajaran.
(sembari berbisik, Bejo dan Retno berbincang seputar pelajaran yang mereka terima)
Bejo     : “ya Allah. Tak perhatikan dari tadi kok tidak paham-pahamya. “
Retno  : “yang ini memang agak rumit. Langkah-langkahnya banyak.Tapi pasti bisa.Semangat!”
Dosen  : “untuk lebih memudahkanmu dalam memahami metode ini, kamu bisa membaca buku-buku metode yang ada di perpustakaan. Satu hal lagi, untuk studi banding ke Bandung, Ibu Dina yang akan mendampingi menggantikan Pak Dian.”
Bejo     : “aduh! Matiaku.Baca lagi-bacalagi.Buku-buku yang kemarin aja belum tersentuh. Buku yang lain sudah menunggu. Belum tugas-tugas rumah yang lain. Jadi kepingin lari aja ke Bali, bersantai sambil berjemur di pantai.”

Dari percakapan di atas, kita dapat mengklasifikasikan bentuk-bentuk tuturan ke dalam bentuk klasifikasi, baik menurut konsep Austin & Searle maupun Searle. Secara makna dan tujuan tuturan
Tuturan yang disampaikan oleh Bejo, menurut konsep tindak tutur Austin & Searle masuk ke dalam jenis tindak tutur perlokusi, yaitu sebuah tindak tutur yang menginginkan adanya reaksi batin dari petutur. Di dalam tuturan tersebut, Bejo menyampaikan keluh kesahnya dalam memahami materi dalam perkuliahannya. Dalam tuturan tersebut Bejo ingin berbagi perasaannya pada Retno serta menginginkan Retno merasakan kesulitan yang dialaminya. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Bejo sebagai berikut:

“ya Allah. Tak perhatikan dari tadi kok tidak paham-pahamya.“

Sedangkan menurut tindak tutur Searle, tindak tutur yang disampaikan oleh Bejo termasuk tindak tutur ekspresif  yaitu sebuah tindak tutur yang menyatakan perasaan psikologis yang dirasakan oleh penutur. Bejo mengungkapkan perasaan psikologis yang ia rasakan sebagai penutur. Bejo mengungkapkan perasaan psikologis yang ia rasakan karena ketidak pehamannya akan materi yang disampaikan oleh dosennya. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Bejo sebagai berikut:

“ya Allah. Tak perhatikan dari tadi kok tidak paham-pahamya.“

Menurut klasifikasi dari Austin dan Searle tuturan yang disampaikan oleh Retno. Masuk kedalam jenis perlokusi  yaitu tuturan yang menyatakan suatu perasaan kepada petutur. Dalam tuturan tersebut Retno merasakan kesulitan yang dialami Bejo. Retno menginginkan Bejo untuk tak putus asa dan tetap semangat untuk belajar. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Retno sebagai berikut:

 “yang ini memang agak rumit. Langkah-langkahnya banyak.Tapi pasti bisa.
Semangat!”

Sedangkan tindak tutur menurut Searle dalam tindak tutur ekspresif  yaitu sebuah tindak tutur yang mengevaluasi atau memerikan komentar terhadap Bejo untuk tetap berusaha dan tetap semangat belajar. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Retno sebagai berikut:

 “tapi pasti bisa.semangat !”

Menurut klasifikasi Austin & Searle tuturan yang disampaikan oleh dosen merupakan jenis tindak tutur ilokusi, yaitu tuturan yang menyatakan sesuatu kepada petutur untuk melakukan sesuatu. Dosen menginginkan Bejo membaca buku yang ada diperpusktakaan untuk memahami materi. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Dosen sebagai berikut:

 “untuk lebih memudahkanmu dalam memahami metode ini, kamu bisa membaca buku-buku metode yang ada di perpustakaan.”

Menurut Searle tuturan yang disampaikan dosen merupakan jenis tindak tutur deklaratif yaitu tuturan yang menyatakan sesuatu hal yang baru atau kondisi yang baru didengar oleh petutur. Dosen memberitahukan informasi kepada mahasiswa tentang study banding yang akan didampingi oleh bu Dian. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Dosen sebagai berikut:

 “satu hal lagi, untuk study banding ke bandung ibu dina yang akan mendampingi
mengantikkan pak dian.”

Menurut Austin & Searle tuturan yang disampaikan oleh Bejo termasuk jenis tindak tutur perlokusi,  yaitu tuturan yang menginginkan reaksi batin dari petutur. Bejo mengeluhkan perasaannya tentang kejenuhannya untuk membaca buku-buku terlalu banyak. Bejo menginginkan petutur juga merasakannnya. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Bejo sebagai berikut:

 “Aduh ! mati aku. Baca lagi- baca lagi. Buku-buku yang kemarin aja belum tersentuh. Belum tugas-tugas rumah yang lain. Jadi kepingin lari aja ke bali, bersantai sambil berjemur dipantai.”

c. Di suatu sore, Wawan sedang asyik menonton acara tv kesukaannya, sedangkan ibunya sedang bekerja sendiri di dapur.
Ibu                : “Wan, apakahmu tidak capek dari tadi nonton tv? Ibu banyak kerjaan ini lho.”
Wawan         : “sebentar lagi ya bu. Masih nanggung untuk beranjak. Lagi seru-serunya ini.”
Ibu                : “kamu itu kalo dimintai tolong kok mesti selalu nawar tho Wan.
Wawan         : “iya bu. Maafkan Wawan.” (sambil beranjak dari depan tv menuju kedapur)

Dari percakapan di atas, kita dapat mengklasifikasikan bentuk-bentuk tuturan kedalam beberapa klasifikasi, baik menurut konsep Austin & Searle maupun menurut konsep Searle.
Secara makna dan tujuan tuturan, tuturan yang disampaikan oleh Ibu, menurut konsep tindak tutur Austin & Searle, masuk kedalam jenis tindak tutur ilokusi, yaitu tuturan yang menyatakan sesuatu kepada petutur untuk melakukan sesuatu tindakan dari petutur, dalam hal ini petuturnya adalah Wawan. Di dalam tuturan tersebut, Ibu menyampaikan kekesalnya pada Wawan yang asyik menonton tv saja, padahal ibu sedang sibuk .

Dengan tuturan tersebut Ibu ingin Wawan melakukan tindakan dengan cara membantunya didapur pada Wawan. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan ibu sebagai berikut:

“Wan, apakahmu tidak capek dari tadi nonton tv? Ibu banyak kerjaan ini lho.”

 Sedangkan menurut konsep tindak tutur Searle, tindak tutur yang disampaikan oleh Ibu, masuk kedalam bentuk tindak tutur Directif, yaitu sebuah tindak tutur yang dipakai untuk meminta, menyuruh, atau menyarankan petutur atau bahkan penutur sendiri untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang diinginkan oleh penutur.

Ibu menuntut wawan melakukan sesuatu tindakan, sedangkan wawan dari tadi hanya asyik menonton didepan tv saja. Melalui tindak tutur tersebut ibu menuntut wawan untuk membantu pekerjaannya. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan ibu sebagai berikut:

“Wan, apakahmu tidak capek dari tadi nonton tv? Ibu banyak kerjaan ini lho.”

Menurut klasifikasi Austin & Searle, tuturan yang disampaikan oleh wawan masuk kedalam jenis lokusi, yaitu tuturan yang menyatakan sesuatu informasi kepada petutur.Dalam tuturan tersebut, wawan meyampaikan pada ibu bahwa acara tv tersebut sedang seru-serunya. Dia malas untuk beranjak pergi.untuk tidak putus asa dan terus semangat bekerja untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Wawan sebagai berikut:

“sebentar lagi ya bu. Masih nanggung untuk beranjak. Lagi seru-serunya ini.”

Sedangkan menurut konsep Searle, tindak tutur wawan termasuk kedalam jenis
ekspresif, yaitu sebuah tindak tutur yang menyatakan suatu perasaan psikologis yang dirasa oleh penutur. Wawan menyampaikan perasaannya, bahwa acara tv tersebut sedang bagus dan seru,dan ia masih malas tuk berajak pergi pada ibu. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Wawan sebagai berikut:

 “ Masih nanggung untuk beranjak. Lagi seru-serunya ini.”

Menurut klasifikasi Austin & Searle, tuturan yang disampaikan oleh ibu masuk kedalam jenis ilokusi, yaitu yaitu tuturan yang menyatakan sesuatu kepada petutur untuk melakukan sesuatu tindakan dari petutur.Di dalam tuturan tersebut, Ibu menyampaikan kekesalnya pada wawan yang engan membantu ibu yang tengah sibuk..Dengan tuturan tersebut Ibu ingin wawan segera membantunya didapur. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan ibu sebagai berikut:

 “kamu itu kalo dimintai tolong kok mesti selalu nawar tho Wan.”

Menurut klasifikasi Austin & Searle, tuturan yang disampaikan oleh wawan masuk kedalam jenis lokusi, yaitu tuturan yang menyatakan sesuatu informasi kepada petutur..Di dalam tuturan tersebut, Wawan menyampaikan kesediaannya untuk sesegera mungkin membantu ibu didapur. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Wawan sebagai berikut:

“iya bu. Maafkan Wawan.”

Sedangkan menurut konsep Searle, tindak tutur wawan termasuk kedalam jenis ekspresif, yaitu sebuah tindak tutur yang menyatakan suatu perasaan psikologis yang dirasa oleh penutur. Wawan menyampaikan perasaannya, bahwa ia merasa bersalah karena mengabaikan ibunya yang sedang sibuk sedangkan ia asyik menonton tv saja. Sebagaimana yang tampak di dalam tuturan yang disampaikan Wawan sebagai berikut:

 “iya bu. Maafkan Wawan.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar