Minggu, 19 April 2015

Tugas Pragmatik 3 Deiksis Nama kelompok : *Maria Ulfa *Nihana Dinda Maghfiroh

ANALISIS PERCAKAPAN BERDASARKAN DEIKSIS

Toni sedang bertamu di rumah temannya, Andi, selepas dari mengantar kakaknya ke station.
Andi     : “Kemarin kamu dari Surabaya ya, Ton?”
Toni     : “bukan aku, tapi ibuku. Eh, kamu tidak ikut acara besok di kampus?”
Andi     : “besok aku di sini saja nememani kakek.”
(kakek keluar dari kamar)
Kakek   : ”ooo…nak Toni, bagaimana kabarnya?
Toni     : “Alhamdulillah, kabar saya baik kek.”

Berdasarkan konsep deiksis, tentukan jenis-jenis deiksis yang digunakan dan hubungan jaraknya dari percakapan di atas!
1. Dieksis Persona
a.
Andi     : “Kemarin kamu dari Surabaya ya, Ton?”
Toni     : “bukan aku, tapi ibuku. Eh, kamu tidak ikut acara besok di kampus?”
Dalam percakapan Andi dan Toni diatas, terdapat penggunaan deiksis persona proksimal (hubungannya dekat). Karena dalam percakapan tersebut, Toni dan Andi memakai kata ganti Aku dan Kamu . Kata Aku dan Kamu apabila dilihat dari konteksnya, berada di tingkatan paling atas dalam kata ganti yaitu hubungan dekat ( proksimal ).

b.      Penggunaan kata “ibuku” oleh Toni  juga mengandung deiksis, yaitu deiksis persona distal, karena “ibuku”  tidak sedang terlibat dalam percakapan tersebut.

c. 
Andi     : “besok aku di sini saja nememani kakek.”
(kakek keluar dari kamar)
Dalam tuturan Andi diatas, terdapat deiksis persona distal, karena pada saat tuturan itu dilontarkan, kakek belum berada di tempat berlangsungnya percakapan. Kakek baru muncul dari kamar ketika tuturan itu selesai disampaikan oleh Andi.

 d.       
Kakek   : ”ooo…nak Toni, bagaimana kabarnya?
Toni     : “Alhamdulillah, kabar saya baik kek.”
Dalam percakapan Kakek dan Toni diatas, terdapat penggunaan deiksis persona distal (hubungannya jauh). Karena dalam percakapan tersebut, Toni memakai kata ganti saya untuk menyebut dirinya,  dan Kakek memanggil Toni dengan sebutan “nak Toni” . Kata Saya dan nak Toni apabila dilihat dari konteksnya, berada di tingkatan paling bawah dalam kata ganti yang berarti menunjukkan hubungan yang jauh antara penutur dan petutur.

2.      Deiksis Tempat
a.      Dalam percakapan diatas, Andi berkata “Kemarin kamu dari Surabaya ya, Ton?” kata Surabaya yang diucapkan penutur merupakan dieksis distal (jauh dari penutur dan petutur). Kata Surabaya dikatakan dieksis distal karena percakapan dilakukan dirumah Andi yang bukan di Surabaya, dan Surabaya jaraknya jauh dari penutur  maupun petutur. Surabaya juga bisa dikatakan “disana” dalam artian tidak dapat dilihat oleh penutur maupun petutur (diluar jangkauan pandangan). Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Distal.

b.      Dalam percakapan diatas, Toni berkata “bukan aku, tapi ibuku. Eh, kamu tidak ikut acara besok di kampus?” kata kampus yang diucapkan penutur merupakan dieksis distal (jauh dari penutur dan petutur). kampus juga bisa dikatakan “disana” dalam artian tidak dapat dilihat oleh penutur maupun petutur (diluar jangkauan pandangan). Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Distal.

c.       Dalam percakapan diatas, Andi berkata “besok aku di sini saja nememani kakek.” kata di sini yang diucapkan penutur merupakan dieksis spasial proksimal (objek yang dianggap dekat oleh pembicara dan dapat dilihat secara langsung). Kata disini dikatakan dieksis distal karena percakapan dilakukan dirumah Andi yang dapat dirasakan secara langsung yang dimaksud dengan disini.. Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Proksimal.

3.      Deiksis Waktu
a.       
Andi     : “Kemarin kamu dari Surabaya ya, Ton?”
Dari tuturan di atas terdapat kata “kemarin” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi  pada waktu lampau (telah berlalu)

b.       
Toni     : “bukan aku, tapi ibuku. Eh, kamu tidak ikut acara besok di kampus?”
Andi     : “besok aku di sini saja nememani kakek.”
Dari tuturan di atas terdapat kata “besok”  yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi pada waktu yang akan datang (belum terjadi)

4.      Dieksis Tata Bahasa
Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan deiksis tata bahasa proksimal dan menggunakan kalimat langsung. Karena percakapan diatas terjadi secara langsung dan bertatap muka.

Ibu bercerita tentang masa mudanya dulu kepada Intan, putri tercintanya.
Ibu       : “dulu waktu masih muda, ibu sering mendaki gunung bersama teman-teman pecinta alam.”
Intan    : “waaah, ibu keren. Sudah mendaki ke gunung mana saja bu?”
Ibu       : “Kelud, Merapi, Penanggungan, Semeru, dan banyak lagi nak. Ibu lupa.”
Intan    : “intan nanti kalau sudah besar, juga pingin seperti ibu ah.”

Berdasarkan konsep deiksis, tentukan jenis-jenis deiksis yang digunakan dan hubungan jaraknya dari percakapan di atas!

1.      Deiksis Persona
Deiksis persona dapat dilihat pada tuturan Intan dan ibunya.
Intan    : “waaah, ibu keren. Sudah mendaki ke gunung mana saja bu?”
Ibu       : “Kelud, Merapi, Penanggungan, Semeru, dan banyak lagi nak. Ibu lupa.”
Intan    : “intan nanti kalau sudah besar, juga pingin seperti ibu ah.”
·         Dalam percakapan diatas ibu dan anak tampak sangat akrab, sehingga  termasuk kedalam  deiksis persona  proksimal. Pada tuturan “bu” dan “nak” merupakan kata ganti orang kedua.
·         Sedangkan penutur yang menyebut dirinya sendiri langsung dengan nama, juga menunjukkan adanya penggunaan deiksis persona proksimal, karena setara / sama saja dengan menyebut “aku” sebagai kata ganti orang pertama.

2.    Deiksis  tempat
Dalam percakapan diatas, Ibu berkata “Kelud, Merapi, Penanggungan, Semeru, dan banyak lagi nak. Ibu lupa.” kata yang diucapkan penutur merupakan dieksis distal (jauh dari penutur dan petutur). Kata Kelud, Merapi, Penanggungan, Semeru dikatakan dieksis distal karena jaraknya jauh dari penutur  maupun petutur, dan tidak dapat dilihat oleh penutur maupun petutur (diluar jangkauan pandangan). Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Distal.

3.    Dieksis Waktu

a.       Ibu  : “dulu waktu masih muda, ibu sering mendaki gunung bersama teman-teman pecinta alam.”
Dari tuturan di atas terdapat kata “dulu waktu masih muda” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi  pada waktu lampau (telah berlalu)

b.      Intan    : “intan nanti kalau sudah besar, juga pingin seperti ibu ah.”
Dari tuturan di atas terdapat kata “nanti kalau sudah besar” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi  pada waktu yang akan datang (belum terjadi)

4.      Dieksis Tata Bahasa
Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan deiksis tata bahasa proksimal dan menggunakan kalimat langsung. Karena percakapan diatas terjadi secara langsung dan bertatap muka.

Terjadi pertengkaran di kelas bahasa yang berujung pada pemberian hukuman untuk semua siswa kelas bahasa tanpa terkecuali.
Firman             : “andai saja Doni tadi tidak teriak-teriak, pasti jadinya tidak akan begini. Kita kena  jemur di lapangan.”
Puji                  : “dia memang trouble maker, badannya saja besar, tapi cengeng.”
Andri               : “yang lebih apes itu aku, baru saja masuk kelas, sudah kena marah pak Dian, padahal aku tidak ikutan. Coba saja tadi aku tetap di perpus, pasti tidak ikutan dijemur.”
Pak Dian          : “Kepanasan? Sudah kapok belum?
Siswa               : “mendidih pak, kita sudah kapok pak.”
Pak Dian          : “ ya sudah. Sekarang, semua kembali ke kelas. Ingat, jangan diulangi lagi.”
Siswa               : “ya pak, kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Berdasarkan konsep deiksis, tentukan jenis-jenis deiksis yang digunakan dan hubungan jaraknya dari percakapan di atas!

1.      Dieksis Persona
a.       
Firman        : “andai saja Doni tadi tidak teriak-teriak, pasti jadinya tidak akan begini. Kita kena  jemur di lapangan.”
Puji             : “dia memang trouble maker, badannya saja besar, tapi cengeng.”
Andri          : “yang lebih apes itu aku, baru saja masuk kelas, sudah kena marah pak Dian, padahal aku tidak ikutan. Coba saja tadi aku tetap di perpus, pasti tidak ikutan dijemur.”

Dalam percakapan Firman, Puji, dan Andri diatas, terdapat penggunaan deiksis persona proksimal (hubungannya dekat). Karena dalam percakapan tersebut, Firman, Puji, dan Andri memakai kata ganti Aku untuk menyebut dirinya. Sedangkan untuk menyebut Doni, mereka langsung memakai nama “Doni” dan juga dia. Ini menunjukkan adanya hubungan yang dekat, dan menggunakan dieksis persona proksimal.

b.       
Siswa          : “mendidih pak, kita sudah kapok pak.”
Pak Dian     : “ ya sudah. Sekarang, semua kembali ke kelas. Ingat, jangan diulangi lagi.”
Siswa          : “ya pak, kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Dalam percakapan Siswa, dan Pak Dian diatas, terdapat penggunaan deiksis persona distal (hubungannya jauh). Karena dalam percakapan tersebut, siswa memakai kata ganti Pak, dan kami. Sedangkan untuk menyebut siswa, Pak Dian memakai kata ganti semua. Ini menunjukkan adanya hubungan yang jauh, dan menggunakan dieksis persona distal.

2.      Dieksis Tempat
a.       
Firman             : “andai saja Doni tadi tidak teriak-teriak, pasti jadinya tidak akan begini. Kita kena  jemur di lapangan.”
Dalam tuturan diatas, kata di lapangan yang diucapkan penutur merupakan dieksis spasial proksimal (objek yang dianggap dekat oleh pembicara dan dapat dilihat secara langsung). Kata lapangan dikatakan dieksis distal karena percakapan dilakukan lapangan yang dapat dirasakan secara langsung. Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Proksimal.

b.       
Andri           : “yang lebih apes itu aku, baru saja masuk kelas, sudah kena marah pak Dian, padahal aku tidak ikutan. Coba saja tadi aku tetap di perpus, pasti tidak ikutan dijemur.”

Dalam tuturan diatas, kata kelas dan perpus yang diucapkan penutur merupakan dieksis distal (jauh dari penutur dan petutur). Kata kelas dan perpus dikatakan dieksis distal karena percakapan dilakukan di lapangan. kelas dan perpus jaraknya jauh dari penutur  maupun petutur dan tidak dapat dilihat oleh penutur maupun petutur (diluar jangkauan pandangan). Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Distal.

c.        
Pak Dian : “ ya sudah. Sekarang, semua kembali ke kelas. Ingat, jangan diulangi lagi.”
Dalam tuturan diatas, kata kelas yang diucapkan penutur merupakan dieksis distal (jauh dari penutur dan petutur). Kata kelas dikatakan dieksis distal karena percakapan dilakukan di lapangan. kelas jaraknya jauh dari penutur  maupun petutur dan tidak dapat dilihat oleh penutur maupun petutur (diluar jangkauan pandangan). Oleh karenanya dapat dikatakan deiksis Spasial Distal.

3.      Dieksis Waktu
a.       
Pak Dian          : “Kepanasan? Sudah kapok belum?
Siswa               : “mendidih pak, kita sudah kapok pak.”
Dari percakapan di atas terdapat kata “sudah” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi  pada waktu lampau (telah berlalu)

b.       
Pak Dian          : “ ya sudah. Sekarang, semua kembali ke kelas. Ingat, jangan diulangi lagi.”
Dari tuturan di atas terdapat kata “sekarang” yang menunjukkan Deiksis Waktu proksimal (dekat) karena  terjadi  pada waktu saat itu juga.

c.        
Siswa          : “ya pak, kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Dari tuturan di atas terdapat kata “tidak akan” yang menunjukkan Deiksis Waktu Distal (jauh) karena  terjadi  pada waktu yang akan datang / suatu hari (belum terjadi).

4.      Dieksis Tata Bahasa
Dari percakapan diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan deiksis tata bahasa proksimal dan menggunakan kalimat langsung. Karena percakapan diatas terjadi secara langsung dan bertatap muka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar